Follow Us:

Sejarah STIMRA

Home Sejarah STIMRA

Awal dan Perkembangan STIMRA

        Kegiatan pendidikan di lingkungan Industri Asuransi telah dimulai oleh “Dewan Asuransi Indonesia” (DAI) dengan mendirikan  Yayasan Asuransi Indonesia (YAI) pada tahun 1967. Supaya lebih efektif, pada tahun 1974, DAI mendirikan “Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia” (LPAI) dengan tugas mengelola pendidikan tentang Perasuransian yang dibutuhkan Industri Asuransi Nasional. Selama lebih dari 35 tahun LPAI telah menyelenggarakan berbagai kursus singkat yang bersifat ‘terapan’. Bertindak sebagai pengajarnya adalah praktisi senior Perasuransian pada masa itu.

        Selama 20 tahun terakhir teori dan praktek usaha Asuransi telah mengalami kemajuan yang tidak sedikit. Produk-produk tradisional mengalami berbagai modifikasi dan produk baru muncul sebagai jawaban atas perubahan teknologi yang terjadi di semua sektor usaha. Supaya tidak ditinggal oleh kemajuan itu, Pengurus DAI merasa perlu meningkatkan kualitas lembaga pendidikannya. Untuk merealisasikan maksud ini YAI menjalin kerjasama dengan Lembaga Manajemen – Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kerjasama itu dikukuhkan dalam bentuk MoU yang ditandatangani oleh Ketua YAI dan Dekan Fakultas U.I. pada tanggal 17 April 1998. Berdasarkan MoU itu terbentuklah Akademi Asuransi Indonesia (AAI). AAI menyelenggarakan program pendidikan Diploma (D-3) bagi lulusan Sekolah Lanjutan Atas. Program yang membutuhkan waktu selama 3 tahun itu memberikan pengetahuan teori dan praktek tentang asuransi dan manajemen kepada para mahasiswanya. Tim pengajarnya tediri dari dosen-dosen senior FE-UI dan praktisi Asuransi yang telah meraih gelar profesi atau kesarjanaan dalam bidang Asuransi di Inggris atau USA. Sampai saat ini AAI telah menghasilkan lebih dari 200 wisudawan, keseluruhannya terserap oleh Industri Asuransi di Indonesia.

        Sejak akhir tahun 70-an telah lahir produk-produk Alternative Risk Transfer (ART) sebagai reaksi atas kenaikan harga produk asuransi tradisional. Pada dasarnya ART adalah gabungan (hybrid) produk asuransi dan produk pasar modal (capital market instruments). Dalam waktu yang hampir bersamaan, terjadi pula “penyatuan” (convergence) perbankan dan asuransi, menghasilkan berbagai bentuk Bancassurance (BancAs). Sementara itu Manajemen Risiko telah menjadi kebutuhan semua jenis industri, terutama di sektor keuangan. BancAs, ART maupun Asuransi adalah unsur-unsur penting bagi implementasi manajemen risiko yang komprehensif. Perkembangan ini, ditambah dengan kemjuan teknologi yang semakin kompleks, telah mendorong berbagai perguruan tinggi manca negara untuk mendalami, menguraikan, dan merumuskan proses dan kegiatan Manajemen Risiko sebagai suatu cabang keilmuan tersendiri. Supaya dapat mengikuti kemajuan tersebut diatas, Indonesia juga perlu memiliki suatu lembaga pendidikan yang memusatkan perhatian pada ilmu Manajemen Risiko. Agar dapat langsung mengikuti perkembangannya yang terakhir, lembaga itu perlu menjalin kerja sama dengan lembaga sejenis bertaraf internasional.

        Untuk merealisasikan gagasan tersebut diatas, pada tanggal 3 September 2003, telah diatandatangani Kesepakatan Bersama (MoU) antara DAI / Federasi Asosiasi Perasuransi Indonesia (FAPI) ,YAI, Departemen Keuangan RI, dan“South East Consortium for International Development” (SECID). SECID adalah lembaga swadaya masyarakat U.S.A. yang sering menjadi pelaksana program USAid di Negara-negara sedang berkembang. Para penanda tangan MoU ini sepakat untuk bekerjasama mendirikan “Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi – STIMRA” yang diharapkan dapat menjadi pusat bagi pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam bidang Manajemen Risiko serta Manajemen Asuransi di Indonesia.

        Pada tanggal 31 Oktober 2005, Departemen Pendidikan Nasional RI telah menerbitkan surat ijin bagi YAI untuk mengoperasikan STIMRA. Peresmian berdirinya STIMRA telah dilaksanakan  pada tanggal 23 Maret 2006 dengan penandatanganan plakat oleh Bapak Darmin Nasution (Direktur Jendral – Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan RI) dengan disaksikan oleh Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan R.I.) dan pimpinan Industri Perasuransian Nasional.

        Berdasarkan keputusan Rapat Pengurus “Dewan Asuransi Indonesia (DAI)”, STIMRA telah ditetapkan menjadi satu-satunya lembaga milik DAI yang menyelenggarakan pendidikan akademis (S1 dan D3) maupun non-akademis (kursus, workshop, seminar, dll.). Sejak saat itu AAI dan LPAI bergabung kedalam STIMRA.

        STIMRA telah mulai melaksanakan kegiatannya sejak tahun akademi 2006-2007 dengan menyediakan program studi: D3-jurusan Asuransi dan S1-jurusan Manajemen Asuransi, disamping berbagai program non-akademis (Workshop, Seminar, Kursus). Pada tahun pertama ini telah hadir di STIMRA seorang Guru Besar dari University of Connecticut, USA untuk membantu menyusun silabus, kurikulum dan mengarahkan jalannya perkuliahan. Kehadiran Guru Besar tersebut berkat dukungangan departemen keuangan RI dan USAid. Untuk meningkatkan kwalitas program non-akademis, sejak tahun 2008, STIMRA telah menjalin kerjasama dengan “Australian-New Zealand Institute of Insurance and Finance” (ANZIIF) dan “Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia” (AAMAI).

Untuk memenuhi kebutuhan Aktuaris berserifikat, sejak pertengahan tahun 2011, STIMRA telah memepersiapkan penyelenggaraan program-studi “Manajemen Aktuaria”. Persiapan meliputi: penyusunan:

  • Silabus dan Kurikulum, bekerja sama dengan “Persatuan Aktuaris Indonesia” (PAI),
  • Satuan Acara Perkuliahan dan Pedoman Mengajar bagi mata kuliah Aktuaria, dibantu oleh 2 orang Guru Besar dari University of Wisconsin, USA. Bantuan ini diperoleh berkat dukungan dari BAPPEPAM-LK dan USAid.

Sejak tahun ajaran kuliah 2012-2013 STIMRA telah menerima mahasiswa jenjang S1 jurusan Manajemen Aktuaria dan menyelenggarakan tutorial bagi calon peserta Ujian Sertifikasi Aktuaris oleh PAI.

Jakarta, Agustus 2017